Tuesday, June 1, 2010

SEBAGAI salah satu tim besar di Eropa, Spanyol memiliki catatan kurang mengesankan dalam sejarah Piala Dunia (PD). Tim berjuluk La Furia Roja belum pernah sekalipun merengkuh gelar juara dunia. Hasil terbaik Spanyol dalam ajang paling bergengsi ini hanyalah ketika menempati peringkat empat Piala Dunia 1950 di Brasil.

Kala itu, Spanyol yang tampil sebagai juara Grup 2 berhadapan dengan juara grup-grup lainnya Uruguay, Brasil, serta Swedia. Sayangnya, Spanyol gagal membukukan satupun kemenangan setelah ditahan Uruguay (2-2) serta takluk di hadapan Brasil (6-1) dan Swedia (3-1).

Setelah pengalaman di Brasil, Spanyol belum menemukan performa terbaik yang mampu mengantarnya melangkah jauh di ajang Piala Dunia. Pada dua Piala Dunia sebelumnya (2002 dan 2006), La Seleccion hanya mencapai babak perempat final dan babak 16 besar.

Fakta ini membuat kapasitas Tim Matador sedikit diragukan. Mampukah skuad yang minim pengalaman di pesta akbar sepakbola menyingkirkan langganan juara seperti Brasil, Argentina, Italia, dan Jerman?

Sejarah suram sepakbola Spanyol mulai menunjukkan perbaikan, 2008 lalu. Apa lagi jika bukan kemenangan spektakuler Spanyol di ajang Euro 2008. Tim yang saat itu diarsiteki Luis Aragones melesat sebagai tim terbaik FIFA usai meraih gelar Juara Eropa tanpa menelan satupun kekalahan.

Spanyol menjadi skuad pertama yang mampu menduduki ranking teratas FIFA tanpa pernah mencicipi gelar juara dunia. Keputusan Aragones mencoret ikon Raul Gonzalez dari skuad berbuah manis. Aragones menilai, sikap Raul yang terlalu mengatur membuat tim tidak nyaman. Selain itu, ego kedaerahan Raul yang tinggi juga menjadikan kubu Spanyol terpecah.

Kini, Luis Aragones telah menyerahkan tahta kepada Vicente del Bosque. Meski begitu, Spanyol terus meroket. Berbekal permainan cantik serta solidnya kolektivitas tim, La Furia Roja berhasil menyamai rekor Tim Samba dengan melakoni 35 laga tanpa terkalahkan.

Rekor itu akhirnya memang terpatahkan setelah Spanyol secara mengejutkan tumbang di tangan Amerika Serikat pada turnamen Piala Konfederasi 2009 di Afrika Selatan, Juni 2009. Tapi, Spanyol berhasil membayar kegagalan itu dengan sempurna dalam Kualifikasi Piala Dunia 2010.

Diperkuat individu-individu papan atas dunia seperti David Villa, Fernando Torres, Xavi Hernandez, maupun Gerard Pique, Spanyol tampil brilian sepanjang babak kualifikasi. Villa dkk memborong 10 kemenangan dari 10 laga dan melangkah mulus ke putaran final. Bukan hanya itu, Spanyol juga menjadi skuad tersubur kedua dengan torehan 28 gol. Anak-anak asuh Del Bosque hanya terpaut enam gol dari Timnas Inggris yang ditukangi Fabio Capello.

Tergabung dalam Grup H bersama Swiss, Honduras, dan Chile, Spanyol diyakini mampu melangkah ke babak 16 besar dengan mulus.

Xavi Sang Dirigen
Vicente del Bosque rasanya tidak perlu khawatir kehabisan stok pemain. Spanyol bisa jadi merupakan satu-satunya skuad yang memiliki pemain lapis dua dengan talenta dan kemampuan setara dengan tim inti.

Tapi, jika harus menunjuk satu pemain yang sanggup mengubah ritme pertandingan serta permainan tim, Xavi Hernandez lah orangnya. Gelar Pemain Terbaik Euro 2008 serta peringkat tiga Pemain Terbaik Eropa (Ballon d� Or) bukan sekedar hiasan.

Seperti halnya di Barcelona, Xavi merupakan motor utama serangan Tim Matador. Umpan-umpan akurat serta visi yang luas menjadi senjata utama playmaker 28 tahun. Fernando Torres memang menjadi pahlawan Spanyol di final Euro 2008 melawan Jerman. Namun, kesuksesan El Nino tak terlepas dari assist matang Xavi sebelum striker Liverpool menceploskan gol kemenangan.

0 comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails