Tuesday, June 1, 2010

ARGENTINA menyandang kehormatan sebagai salah satu tim nasional terbesar di dunia. Bersama Prancis, Albiceleste menjadi satu-satunya tim yang menggenggam tiga gelar sekaligus, Piala Dunia, Piala Konfederasi dan Olimpiade.

La Selection mencatat rekor empat kali tampil di final Piala Dunia. Pertama, pada 1930 saat mereka harus tunduk di tangan Uruguay 2-4. Pada 1978, mereka memenangkan duel final melawan tim Oranje Belanda 3-1 sekaligus merayakan selebrasi pertama sebagai juara Piala Dunia di negeri sendiri.

Kesuksesan pun berulang pada 1986. Legenda sepakbola dunia Diego Armando Maradona mengantar Argentina kembali mengusung trofi melalui gol tangan tuhan torehannya saat mengkandaskan Jerman Barat 3-2. Sayang, mereka harus gigit jari. Pada 1990, Jerman menyingkirkan Argentina 1-0 melalui tendangan penalti.

Bukan Argentina bila tanpa sensasi. Tim Tango kembali membuka dendam lama melawan Jerman pada Piala Dunia 2006. Diunggulkan menjadi juara, Argentina malah ditendang pasukan tuan rumah 4-2 di partai perempat final.

Pertandingan pun berakhir ricuh setelah dua kubu terlibat bentrok. Leandro Cufre diusir wasit dari lapangan karena menendang Per Mertesacker. Sedangkan Maxi Rodriguez, yang kala itu berperan sebagai eksekutor gol terbaik Piala Dunia kedapatan memukul Bastian Schweinsteiger dari belakang.

Sayangnya, Piala Dunia 2010 memberikan atmosfer berbeda. Argentina susah payah keluar dari krisis demi lolos babak penyisihan grup zona Amerika Selatan. Tujuannya merebut trofi internasional yang sudah 24 tahun lepas dari genggaman.

Bersaing ketat dengan 10 tim, skuad garapan sang legenda Diego Maradona yang notabene penuh pemain bintang terseok-seok. Penampilan buruk secara beruntun memaksa pasukan sang maestro Maradona berusaha ekstra keras hingga laga terakhir.

Lionel Messi dkk bahkan sempat tak berani berharap. Namun, Argentina akhirnya sukses merebut kemenangan tipis di laga final atas Peru dan Uruguay. Berbekal 28 poin, Argentina berangkat ke Afrika Selatan setelah mencatat delapan kemenangan, empat kali seri dan enam kekalahan.

Selain mengatasi nasib, Argentina harus menghadapi hujan kritik dan kecaman jelang penampilan ke 20 perhelatan akbar Piala Dunia. Maradona dinilai gagal membentuk performa terbaik tim. Sementara bintang muda Messi dihujat karena tak mampu menyumbang gol terbaik untuk mengantar tim lolos dengan mudah.

Hasil final drawing, Argentina tergabung di Grup B bersama Nigeria, Republik Korea dan Yunani. Secara matematis, Argentina mampu melaju ke babak selanjutnya. Namun, dengan catatan Argentina tidak boleh kalah pad alaga pembuka.

Pemain Terbaik Dunia; Lionel Messi
Ketajaman dan kepiawaian mengasah bakat di lini depan membuat Lionel Messi selalu menjadi bintang lapangan sekaligus tumpuan kemenangan skuad. Sang legenda Diego Maradona pun tak segan menyebut La Pulga sebagai suksesor.

Di babak penyisihan Piala Dunia 2010 melawan Venezuela, Maret 2009, untuk kali pertama pemain terbaik dunia ini mengenakan kostum dengan nomor punggung pendahulunya, 10. Sebaliknya, bagi Maradona, ini merupakan laga ofisial pertama saat dirinya menjabat sebagai pelatih timnas.

Generasi baru Gabriel Omar Batistuta, Messi, disebut-sebut sebagai pemain terbaik di eranya. Di usia 21 tahun, peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 telah mengoleksi sejumlah gelar bergengsi. Selain beberapa kali menjadi nominator Pemain Terbaik Dunia FIFA dan Ballon d'Or, Messi meraih Bola Emas dan Sepatu Emas pada 2005.

Performa Messi yang ciamik bersama Barcelona, kini diharapkan bisa menular kepada Timnas Argentina. Keraguan sempat mencuat setelah prestasi Tim Tango kerap naik-turun. Sekarang tinggal menunggu, mampukah Maradona menemukan formula terbaik buat Timnas Argentina.

0 comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails